Skip to main content
Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan

Kota Bengkulu Bakal Dirikan Sekolah Tinggi Manajemen Rumah Ibadah

Klikwarta.com - Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan melontarkan ide untuk pendirian Sekolah Tinggi Manajemen Rumah Ibadah. Hal tersebut disampaikan Helmi Hasan saat ditemui di Balai Kota Bengkulu, pendirian sekolah tinggi ini adalah yang pertama di dunia. Pasalnya, belum ada di belahan semesta manapun yang memiliki Sekolah Tinggi Manajemen Rumah Ibadah.

"Saya terinspirasi untuk mendirikan sekolah ini karena banyaknya bencana yang menimpa negara kita. Saya yakin penyebab bencana ini karena gunung didaki, lautan diseberangi, tapi rumah ibadah dilewati", kata Helmi, Senin (4/2/2019).

Adik Ketua MPR RI itu pun optimis sekolah tinggi ini akan bisa tegak pada tahun ini. Sebab, saat ini, ia sudah membentuk tim percepatan yang diisi para profesor seperti Sudarwan Danim dan diketuai oleh Prof Yohannes.

"Tim ini akan melakukan kajian-kajian dan dalam satu minggu ini akan langsung kita dirikan yayasan sebagai lembaga yang bakal memayungi sekolah ini nantinya", ungkapnya.

Lebih rinci, sekolah ini nantinya akan dikonsep sebagai boarding school. Karena itu, kurikulum sekolah itu akan dipadatkan sehingga para mahasiswanya bisa memperoleh sarjana hanya dalam dua tahun.

"Tapi ini masih dalam kajian tim, apakah ini melanggar atau tidak, atau seperti apa", jelasnya.

Menurutnya, lulusan sekolah ini nantinya akan menjadi manajer-manajer rumah ibadah lima agama. Dengan demikian, rumah ibadah bisa menjadi ramai.

"Sekarang ini kan rumah ibadah sepi, ini karena tidak dimanajemen dengan baik. Harusnya bisa rame seperti hotel. Jadi nanti, pejabat yang melakukan perjalanan dinas harusnya nginap di rumah ibadah, tidak di hotel. Nah ini kan butuh ilmu manajemen", paparnya.

Pun demikian, para lulusan tidak hanya ditargetkan menjadi manajer rumah ibadah. Para alumni bisa bekerja di perhotelan, di perusahaan, perbankan, dan lainnya.

"Ilmunya kan ilmu manajemen, artinya bisa kerja di banyak tempat. Bahkan bisa ikut CPNS", kata dia.

Dalam kesempatan itu, ia juga mencontohkan beberapa rumah ibadah yang telah dimenej dengan baik. Misalnya masjid Baiturahhim di Jakarta yang menyiapkan makanan sepuasnya tapi bayar sukarela untuk para jamaahnya.

"Kemarin saya ke Korea, di sana ada rumah ibadah yang menyiapkan penginapan dan saya dijemput di bandara oleh mobil milik masjid tersebut. Itu karena mereka punya manajer, walaupun manajer itu bukan lulusan sekolah tinggi manajemen rumah ibadah. Bayangkan kalau mereka itu lulusan Sekolah Tinggi Rumah Ibadah", tutup Helmi. (Adv/MC)